Media Center dan Pusat Pembelajaran TIK Sebagai Sarana Informasi dan Solusi Kesenjangan Digital
Opini – Oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Betty E Sauyas, S.Sos, MM.
Kabupaten Supiori, yang terletak di wilayah paling timur Indonesia, memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, seperti banyak daerah 3T lainnya, Supiori dihadapkan pada tantangan kesenjangan digital dan ketertinggalan dalam akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2022 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan dalam dua tahun terakhir. Indeks Pembangunan TIK Provinsi Papua turun dari 3,35 pada tahun 2021 menjadi 3,22 pada tahun 2022 dan merupakan Provinsi dengan Indeks Pembangunan TIK terendah di Indonesia.
Kesenjangan ini bukan hanya masalah akses fisik terhadap infrastruktur teknologi, tetapi juga mencakup aspek literasi digital dan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Supiori, saya memandang bahwa pembangunan media center dan pusat pembelajaran TIK merupakan langkah krusial dalam menjembatani kesenjangan digital ini. Pemerintah kabupaten terus berkomitmen untuk memastikan masyarakat Supiori tidak tertinggal dalam revolusi digital yang terjadi di berbagai belahan dunia. Melalui pembangunan ini, kami bertujuan menciptakan akses teknologi yang lebih inklusif dan memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan TIK untuk pembangunan daerah.
Mengatasi Kesenjangan Digital Melalui Media Center
Kehadiran media center di Kabupaten Supiori akan menjadi tonggak penting dalam penyebaran informasi dan layanan publik. Media center berfungsi sebagai hub informasi yang menghubungkan masyarakat dengan dunia luar, memberikan akses kepada berita-berita penting, program-program pemerintah, serta informasi tentang perkembangan sosial dan ekonomi yang relevan bagi mereka.
Di wilayah yang masih menghadapi keterbatasan akses internet dan media informasi, media center akan menjadi sarana utama untuk meningkatkan literasi informasi. Masyarakat tidak hanya diberikan akses kepada berita, tetapi juga diajak untuk terlibat dalam menciptakan konten lokal yang relevan dengan kebutuhan komunitas. Hal ini akan memperkuat budaya lokal dan memastikan bahwa masyarakat Supiori memiliki peran aktif dalam perkembangan daerahnya sendiri.
Media center juga akan menjadi sarana untuk mempromosikan transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah. Masyarakat dapat memantau kebijakan dan program-program yang sedang berjalan, serta menyuarakan aspirasi mereka melalui kanal-kanal yang disediakan oleh media center. Transparansi seperti ini sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, sekaligus memastikan bahwa pembangunan berjalan sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pusat Pembelajaran TIK: Mempersiapkan Masyarakat Menuju Era Digital
Selain membangun media center, pemerintah Kabupaten Supiori juga akan mendirikan pusat pembelajaran TIK sebagai bagian dari strategi mengatasi kesenjangan digital. Pusat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pembelajaran kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
Di era di mana teknologi telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi, literasi digital menjadi keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu. Pusat pembelajaran TIK ini akan menyediakan berbagai program pelatihan, mulai dari pengenalan komputer dan internet, hingga keterampilan teknis seperti pengelolaan data, desain grafis, hingga pemrograman dasar.
Pendidikan dan pelatihan TIK sangat penting untuk mempersiapkan masyarakat Supiori, terutama generasi mudanya, agar mampu bersaing di pasar kerja modern. Selain itu, literasi digital akan membantu masyarakat untuk lebih efektif dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, seperti dalam hal pertanian, perikanan, atau perdagangan. Misalnya, melalui pelatihan e-commerce, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Supiori dapat memperluas pasar mereka ke skala nasional maupun internasional melalui platform digital.
Menantang Keterbatasan Infrastruktur dengan Solusi Kreatif
Memang, mengatasi kesenjangan digital di Kabupaten Supiori bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan infrastruktur TIK, seperti jaringan internet yang belum merata dan ketersediaan perangkat teknologi yang masih minim. Namun, melalui kerjasama dengan pemerintah pusat dan dukungan dari sektor swasta, tantangan ini dapat diatasi.
Kami juga mengupayakan penggunaan teknologi yang lebih sesuai dengan kondisi lokal, seperti penerapan teknologi satelit untuk memperluas jaringan internet di daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat. Selain itu, pemerintah kabupaten berupaya menarik investasi dari perusahaan teknologi untuk memperkuat infrastruktur TIK di Supiori melalui kemitraan publik-swasta.
Di sisi lain, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan ini. Pemerintah kabupaten mendorong keterlibatan komunitas lokal dan lembaga pendidikan dalam pelaksanaan program pelatihan TIK. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memiliki program tersebut dan berperan aktif dalam memastikan keberlanjutannya.
Menuju Supiori yang Lebih Inklusif Secara Digital
Pembangunan media center dan pusat pembelajaran TIK adalah solusi konkret yang diusung pemerintah Kabupaten Supiori untuk mengatasi kesenjangan digital dan ketertinggalan dalam teknologi informasi. Melalui kedua fasilitas ini, kami berharap dapat membangun masyarakat yang lebih melek teknologi, lebih terinformasi, dan lebih siap menghadapi tantangan global.
Kami menyadari bahwa transformasi ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan masyarakat, saya yakin Supiori dapat menjadi kabupaten yang lebih maju, di mana setiap warganya memiliki akses yang setara terhadap informasi dan teknologi. Ini adalah upaya kita bersama untuk menjadikan Supiori bagian dari Indonesia yang lebih terhubung, cerdas, dan inklusif secara digital. (Editor: Alfin / Foto : Neville)